Perjuangan kepemimpinan Islam adalah demi keagungan agama Allah

By Dana Anwari. Perjuangan kepemimpinan Islam kita adalah untuk mengagungkan agama Tuhan Yang Maha Agung, bukan semata-mata untuk kemenangan diri sendiri atau kelompok. Karena kita pun bisa khilaf dan cara berjuang kita yang melampaui batas fitrah kemanusiaan justru mungkin bisa menjauhkan kita dari petunjuk wahyu Allah Swt dan ajaran Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw.

Bagaimana dengan Sang Teladan kita?
Simaklah hadis riwayat Usamah bin Zaid ra (HR Bukhari dan Muslim-57) : Rasulullah saw. mengirim kami dalam suatu pasukan. Kami sampai di Huruqat, suatu tempat di daerah Juhainah di pagi hari. Lalu aku menjumpai seorang kafir. Dia mengucapkan: Laa ilaaha illallah, tetapi aku tetap menikamnya. Ternyata kejadian itu membekas dalam jiwaku, maka aku menuturkannya kepada Nabi saw.
Rasulullah saw. bertanya: Apakah ia mengucapkan: Laa ilaaha illallah dan engkau tetap membunuhnya?
Aku menjawab: Wahai Rasulullah, ia mengucapkan itu hanya karena takut pedang.
Rasulullah saw. bersabda: Apakah engkau sudah membelah dadanya sehingga engkau tahu apakah hatinya berucap demikian atau tidak?
Beliau terus mengulangi perkataan itu kepadaku, hingga aku berkhayal kalau saja aku baru masuk Islam pada hari itu.
Saad berkata: Demi Allah, aku tidak membunuh seorang muslim, hingga dibunuh Dzul Buthain, Usamah.
Seseorang berkata: Bukankah Allah telah berfirman: Dan perangilah mereka, agar tidak ada fitnah dan agar agama itu semata-mata untuk Allah.
Saad berkata: Kami telah berperang, agar tidak ada fitnah. Sedangkan engkau dan pengikut-pengikutmu ingin berperang, agar timbul fitnah.


Usamah bin Zaid, may Allah be pleased with them, narrated: Allah's Messenger (may peace be upon him) sent us in military detachment. We raided Al-Huraqat of the Juhainah in the morning. I caught hold of a man and he said: La Ilaha Illal Allah (There is no god but Allah), I attacked him with a spear. It once occurred to me and I talked about it to the Messenger (may peace be upon him).
The Messenger of Allah (may peace be upon him) asked: Did he profess "There is no god but Allah," and even then you killed him? I said: Messenger of Allah, he made a profession of it out of fear of the weapon. He (the Holy Prophet) observed: Did you check inside his heart to find out whether he said it (out of fear) or not? And he went on repeating it to me till I wished I had embraced Islam only that day.
Sa'd said: By Allah, I would never kill any Muslim so long as the person with a heavy belly, i.e. Usamah, would not kill. Upon this a person remarked: Did Allah not say this: And fight them until there is no more Fitnah (disbelief and worshipping of others along with Allâh) and (all and every kind of) worship is for Allâh (Alone) Sa'd said: We fought so that there should be no mischief, but you and your companions wish to fight so that there should be mischief.
suksesteladan.blogspot.com
*

No comments:

SUCCESS LINK